Kamis, 15 Oktober 2015

Makalah bekerja



BAB I

PENDAHULUAN



A.    PENGERTIN BEKERJA

Bekerja dalam arti luas dapat diartikan dengan melakukan suatu kegiatan sedangkan dalam arti sempit yaitu melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan sesuatu atau uang.

Banyak sekali yang mendorong manusia untuk bekerja. Salah satunya adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup. Orang giat bekerja karena ada hal yang ingin mereka peroleh salah satunya yang sangat penting adalah UANG. Dimana di zaman yang serba sulit sekarang ini orang berlomba-lomba bekerja keras untuk mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidup.Yaaa,,,jika perlu memperoleh uang lebih untuk bisa menjadi tabungan untuk masa depan.

Karena dalam makna pekerjaan terkandung tiga aspek yang harus dipenuhinya secara nalar, yaitu :

1) Aktifitas yang dilakukan karena ada dorongan tanggung jawab.

2) Apa yang dilakukan karena kesengajaan dan terencana. Oleh karena itu terkandung didalamnya suatu gabungan antara rasa dan rasio.

3) Yang dilakukan karena ada tujuan yang luhur, yang memberi makna bagi dirinya. Bukan hanya sekedar kepuasan biologis akan tetapi untuk mewujudkan yang diinginkannyaagar dirinya mempuyai arti.

yanga perlu diketahui juga Bekerja itu juga ibadah. Dimana bekerja adalah salah satu sunnatullah yang di lakukan setiap hari yang bertujuan untuk mendapat rezeki dengan Ridho Allah SWT.

Jadi Bekerja dapat di simpulkan sebagai kegiatan manusia yang di lakukan secara rutin atas dasar kewajiban dan tanggung jawab untuk dirinya sendiri,orang lain juga perusahaan tanpa merugikan siapapun.









B.     TUJUAN PENULISAN MAKALAH BEKERJA

Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam penulisan makalah ini, yakni sebagai berikut:

1.        Menjelaskan Definisi Kerja

2.       Menggambarkan pandangan hidup serta etika dalam bekerja

3.       Menjelaskan keterkaitan bagaimana dapat bekerja

4.    Menjelaskan manfaat bekerja

5.    Menjelaskan motivasi bekerja



C.    SISTEMATIKA PENULISAN



Dalam penyusunan makalah ini, penulis menggunakan metode studi pustaka (pengumpulan sumber dari buku) dan penggunaan browsing internet.



























BAB II

PEMBAHASAN



A.    MANFAAT BEKERJA
Pekerjaan terkadang menjadi salah satu momok penyebab stres. Namun memiliki pekerjaan juga merupakan sebuah anugerah karena kita bisa menikmati gaji setiap bulannya. Selain itu bekerja memiliki dampak positif bagi kehidupan. Berikut 5 alasan mengapa bekerja memiliki peranan penting bagi kehidupan seperti yang dilansir dari
 1. Memiliki pendapatan tetap menghindarkan Anda dari berbagai gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kemiskinan, misalnya kurang gizi, penyakit kronik, stres, dan lain sebagainya.
 2. Punya akses pada jaminan kesehatan. Memiliki jaminan kesehatan menjadi salah satu indikator kesehatan. Beberapa perusahaan juga memberi fasilitas penggantian keanggotaan klub kebugaran atau konseling penurunan berat badan.
 3. Banyak teman. Penelitian menunjukkan, orang yang punya hubungan baik dengan koleganya cenderung berumur panjang.
 4. Bekerja memberikan tujuan hidup. Pekerjaan memang bukan segalanya, namun bisa membuat kita merasa berharga.
 5. Penelitian menunjukkan, orang yang baru sembuh dari sakit dan kembali bekerja cenderung pulih lebih cepat dibanding dengan orang yang tak punya pekerjaan


.




B.     MOTIVASI BEKERJA
Motivasi Kerja adalah sangat penting bagi Anda baik yang ingin bertahan di karir tertentu, untuk mengembangkan karir, bahkan untuk pancapai jenjang karir tertinggi. Tanpa motivasi kerja adalah tidak mungkin Anda mendapatkan prestasi kerja yang tinggi yang akan berimbas pada kemajuan karir Anda.
Orang-orang yang sukses dalam karir adalah mereka yang memiliki motivasi kerja. Jika seseorang yang memiliki keterampilan begitu memukau, artinya dia memiliki motivasi tinggi untuk menguasai keterampilan itu. Jika seseorang yang mampu menyelesaikan pekerjaan dengan baik dan cepat, artinya dia memiliki motivasi kerja yang tinggi. Termasuk mereka yang selalu disiplin bekerja, karena motivasi kerjanya yang luar biasa.
Persaingan kerja bukanlah hal yang mudah. Setiap tahun, akan muncul ribuan tenaga kerja baru yang siap menggantikan posisi Anda. Belum rekan kerja, para pelamar yang datang dari luar negeri, bahkan keryawan di perusahaan pesaing pun bisa mengancam karir Anda jika Anda tidak mampu mempertahankan kinerja yang baik. Jadilah yang terbaik, pertahankan motivasi kerja Anda.

Faktor Yang mempengaruhi Motivasi Kerja

Tentu saja ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan.

  • Faktor kebijakan perusahaan. Melipui gaji, tunjangan, dan pensiun. Dampaknya terhadap motivasi kerja biasanya hanya sekedar untuk bertahan. Tidak memberikan dampak yang begitu besar dalam peningkatakn kinerja. Jadi, perusahaan tidak cukup hanya mengandalkan masalah gaji, pensiun, dan tunjangan untuk memotivasi karyawan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Kecuali, jika perusahaan mampu memberikan gaji selangit, jauh diatas rata-rata gaji, mungkin akan memiliki pengaruh. Saya katakan, mungkin.
  • Faktor imbalan atau reward. Jika dikelola dengan baik, sistem imbalan atau reward terhadap karyawan yang berprestasi akan memberikan dampak yang besar untuk peningkatan motivasi.
  • Faktor kultur perusahaan. Nah, yang ini, jangan dianggap sepele. Meski terlihat sederhana, tetapi masalah kultur perusahaan bisa memberikan dampak yang besar dalam peningkatan motivasi kerja. Kultur-kultur yang mengedepankan rasa hormat, kebersamaan, kejujuran, dan keakraban akan meningkatkan motivasi kerja cukup signifikan.
  • Faktor kondisi mental karyawan itu sendiri. Ini yang terpenting. Jika seorang karyawan yang memiliki mental yang kuat, dia akan tetap memiliki motivasi kerja meski ketiga faktor diatas kurang mendukung. Mereka memiliki pikiran jauh ke depan. Pandangannya tidak sempit hanya saat ini saja. Mereka memiliki jiwa besar untuk tetap memberikan kontribusi sebaik mungkin. Sayangnya, faktor ini kadang terlewatkan baik oleh karyawannya sendiri maupun oleh perusahaan.
Nah, bagi Anda seorang karyawan, apakah Anda sibuk menuntut 3 faktor pertama tadi atau sibuk mengembangkan diri menjadi seorang karyawan dengan motivasi kerja tinggi? Anda bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik jika kualitas diri Anda lebih baik. Namun, itu tidak akan tercapai jika Anda hanya sibuk menuntut. Fokuslah pada diri Anda untuk menjadi lebih baik dan Anda akan mendapatkan yang lebih baik.

C.    Bagaimana Untuk Dapat Bekerja
Paling tidak ada tujuh syarat yang harus dimiliki oleh seseorang jika ingin menjadi profesional, sebagai berikut
1. Menguasai Pekerjaan
Seseorang layak disebut profesional jika ia tahu betul apa yang harus dikerjakan. Pengetahuan terhadap pekerjaannya ini harus dapat dibuktikan dengan hasil yang dicapai. Dengan kata lain, seorang professional tidak hanya pandai memainkan kata-kata secara teoritis, tetapi juga ia mampu mempraktikannya dalam kehidupan nyata.
Oleh karena itu, seorang professional akan memakai ukuran-ukuran yang jelas apakah yang dikerjakannya itu berhasil atau tidak. untuk menilai apakah seseorang itu menguasai pekerjaannya atau tidak dapat dilihat dari tiga hal pokok, yaitu :
-bagaimana ia bekerja
-bagaimana ia mengatasi persoalan/masalah
-bagaimana ia akan mencapai hasil kerjanya
Apabila seseorang menguasai pekerjaan, ia akan tahu  betul mengenai seluk beluk pekerjaannya, sehingga ia akan menjadikan dirinya sebagai “problem solver” bagi pekerjaannya bukannya menjadi “trouble maker” bagi pekerjaannya.

2. Memiliki Loyalitas
Loyalitas, akan memberikan petunjuk bahwa seorang profesional akan bersikap total dalam melakukan pekerjaannya. Apapun yang ia kerjakan dilakukan atas dasar kecintaan. Seorang professional melakukan pekerjaan bukan sebagai beban tetapi sebagai panggilan hidup. Bagi seorang professional loyalitas ini akan menggerakan dirinya untuk dapat melakukan apa saja tanpa menunggu perintah dari orang lain.

Dengan adanya loyalitas, seorang professional akan selalu berfikir proaktif, selalu melakukan usaha-usaha antisipasi supaya hal-hal yang fatal tidak terjadi, itu dilakukan karena adanya rasa memiliki dan kecintaan terhadap pekerjaannya.
3. Memiliki Integritas
Nilai-nilai kejujuran-kebenaran- dan keadilan harus benar-benar menjadi prinsip dasar bagi seorang professional. Dengan memiliki integritas yang tinggi, seorang professional akan mampu membentuk kehidupan yang baik. Untuk menjadi professional tidaklah cukup dengan kepintaran dan kecerdasan saja, sikap mental yang baik dapat menentukan kehidupan seorang professional, sehingga alangkah lucunya jika seseorang mengaku dirinya professional tetapi dalam kenyataan hidup sehari-hari ia berlaku sebagai koruptor atau manipulator.

Integritas yang dimiliki oleh seorang professional akan membawa pada penyadaran bahwa dalam melakukan suatu pekerjaan, hati nurani atau suara hati harus tetap menjadi dasar dan arah untuk mewujudkan tujuannya. Tanpa integritas yang tinggi seorang professional hanya  akan diombang ambingkan oleh perubahan situasi dan kondisi yang setiap saat mungkin saja terjadi.
4. Mampu Bekerja Sama
Seorang professional pasti memiliki keterbatasan dan kelamahan, oleh karena itu dalam mewujudkan tujuan-tujuannya, seorang professional tidak dapat begitu saja mengandalkan kekuatannya sendiri. Sehebat-hebatnya seorang professional pasti membutuhkan kehadiran orang lain untuk mengembangkan dan memperkaya hidupnya. Disinilah dituntut untuk mampu menjalin kerjasama dengan berbagai pihak lain. Untuk dapat mewujudkan hal ini dalam diri seorang professional harus ada kemauan untuk menganggap sama dan sejajar setiap orang yang ditemuinya, baik di lingkungan pekerjaan, sosial, maupun lingkungan yang lebih luas.

5. Memiliki Visi yang Jelas
Seorang professional harus memiliki visi yang jelas, sehingga ia akan memiliki dasar dan landasan yang kuat untuk mengarahkan pikiran, sikap, dan perilakunya. Dengan visi yang jelas seorang professional akan dengan mudah memfokuskan apa yang ia pikirkan, lakukan dan kerjakan.

6. Memiliki Kebanggaan
Seorang professional harus memiliki kebanggaan terhadap profesinya, apapun profesinya, apapun jabatannya, seorang professional harus memiliki kebanggaan. Dengan rasa bangga tersebut, seorang professional akan memiliki rasa cinta terhadap profesinya.

7. Memiliki Komitmen
Dengan sebuah komitmen yang dimilikinya, seorang professional tidak akan begitu mudah tergoda oleh bujuk rayu yang akan menghancurkan nilai-nilai profesionalitasnya. Komitmen yang telah dipegang akan tetap dipertahankan meskipun disekitarnya terdapat berbagai macam godaan yang mungkin saja lebih indah. Komitmen yang telah dipilih dan dimilikinya oleh seorang professional akan tetap dipegang teguh beserta nilai-nilai yang diyakini kebenarannya.


D. Karateristik Akualitasi  Diri                                                                                                                                                                                                                                     

Seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri memiliki kepribadian yang berbeda dengan manusia pada umumnya. Terdapat 11 karakteristik yang menunjukkan seseorang mencapai aktualisasi diri (Schneider,K.J, dkk, 2001), diantaranya.

a.Mampu melihat realitas secara lebih efisien

     Seseorang akan lebih objektif karena ia akan mampu mengenali kebohongan, kecurangan, dan kepalsuan yang dilakukan orang lain, serta mampu menganalisa secara kritis dan logis terhadap fenomena yang ada. Ia juga akan mendengarkan apa yang seharusnya didengarkan, bukan mendengar apa yang ingin diinginkan atau ditakuti orang lain.

b. Penerimaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya

     Dengan aktualisasi diri seseorang akan memiliki toleransi dan kesabaran yang tinggi dalam melihat dan menerima kekurangan dan kelebihan dirinya dan orang lain. Ia juga aan membuka diri terhadap kritik, saran, atau nasihat yang diberikan orang lain kepada dirinya. 

c. Spontanitas, kesederhaan dan kewajaran

     Karakteristik ini menunjukkan tindakan, perilaku, dan gagasan yang tidak dibuat-buat, spontan, dan wajar. Seseorang juga mampu untuk bersikap lapang dada terhadap kebiasaan masyarakatnya selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsipnya. Apabila hal tersebut bertentangan maka ia akan berani menentang dengan asertif.

d.Terpusat pada persoalan

     Dengan aktualisasi diri maka seseorang akan memusatkan seluruh pikiran, perilaku, dan gagasan pada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh umat manusia, bukan pada persoalan-persoalan yang bersifat kepentingan diri sendiri.

e. Membutuhkan kesendirian

     Seseorang akan cenderung memisahkan diri atas dasar persepsi tentang sesuatu yang dianggapnya benar, tidak bergantung pada pikiran orang lain. Hal tersebut membuat seseorang tenang dan logis dalam menghadapi masalah. Serta mampu mengambil keputusan tanpa dipengaruhi oleh orang lain.

f. Otonomi (kemandirian terhadap kebudayaan dan lingkungan)

     Dengan karakteristik ini seseorang yang telah mencapai aktualisasi diri akan melakukan apa saja dan dimana saja tanpa pengaruh  lingkungan. Ia akan mudah beradaptasi dan mandiri terhadap persoalan yang datang.

g.Kesegaran dan apresiasi yang berkelanjutan

     Dengan aktualisasi diri seseorang akan mempu merasa senang, mensyukuri, menerima, dan tidak bosan terhadap apa yang dimilikinya meskipun hal tersebut biasa saja.

h.Kesadaran sosial

     Seseorang yang mencapai aktualisasi diri akan timbul kesadaran sosial untuk bersikap empati, iba, dan ingin membantu orang lain, dan  bermasyarakat.

i. Hubungan interpersonal

Dengan aktualisasi diri seseorang mampu menjalin hubungan yang baik dengan orang lain dengan didasari oleh rasa cinta dan kasih sayang.

j. Demokratis

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri memiliki sifat demokratis. Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain dalam bergaul berdasarkan penggolongan, etis, agama, suku, ras, status sosial ekonomi, partai dan lain-lain.

k. Rasa humor yang bermakna dan etis

Seseorang dengan aktualisasi diri memiliki rasa humor yang menghormati dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan bukan untuk menghina, merendahkan atau menjelekkan orang lain.

l. Kreativitas

Kreativitas ini diwujudkan dalam kemampuannya melakukan inovasi-inovasi yang spontan, asli, tidak dibatasi oleh lingkungan maupun orang lain.

m. Independensi

Seseorang akan mampu mempertahankan gagasan dan pendiriannya tanpa terpengaruh oleh berbagai kepentingan lain.

n. Pengalaman Puncak (Peak Experience)

Orang yang mampu mengaktualisasikan diri akan memiliki perasaan yang menyatu dengan alam. Ia merasa tidak ada batasan antara dirinya dengan alam semesta. Artinya, orang yang mampu mengaktualisasikan diri terbebas dari sekat-sekat berupa suku, bahasa, agama, ketakutan, keraguan, dan sekat-sekat lainnya. Oleh karena itu, ia akan memiliki sifat yang jujur, ikhlas, bersahaja, tulus hati , dan terbuka.

Karakter-karakter ini merupakan cerminan orang yang berada pada pencapaian kehidupan yang prima (peakexperience). Konsekuensinya ia akan merasakan bersyukur pada Tuhan, orang tua, orang lain, alam, dan segala sesuatu yang menyebabkan keberuntungan tersebut.






























BAB III

PENUTUP

A.    KESIMPULAN

Bekerja dapat di simpulkan sebagai kegiatan manusia yang di lakukan secara rutin atas dasar kewajiban dan tanggung jawab untuk dirinya sendiri,orang lain juga perusahaan tanpa merugikan siapapun

B.     SARAN

·  Konsentrasi dan Fokus. Dalam mencapai Bekerja Efektif dan Efisien, sebaiknya alokasikan waktu sepenuhnya untuk memberi perhatian lebih pada pekerjaan yang dihadapi. Cobalah lebih fokus dan memberikan energi pada satu pekerjaan.

·  Gangguan merupakan musuh terbesar utama. Banyak hal yang kerap mengalihkan perhatian yang mengakibatkan sulit untuk Bekerja Efektif dan Efisien. Entah itu chatting di ponsel, isu terbaru di situs berita, atau obrolan sesama teman di ruang kerja. Kurangi distraksi semacam ini, dan sebisa mungkin jangan sampai terpengaruh. Misalnya dengan mematikan ponsel, social media, atau e-mail yang tak penting. Konsentrasilah pada yang dihadapi sehingga tidak mudah tergang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar